blog*spot
get rid of this ad
Cerita Hari
tree of life
CERPEN!!! FIKTIV & REALITA.

Ini hanyalah ruangan khusus untuk cerpen. Disini aku berusaha menyalurkan inspirasi, imajinasi, fantasi, ilusi, sekaligus halusinasiku. Semoga masih ada sedikit bakat dari dalam diriku sendiri untuk sisi bidang seni untuk yang ini. Disini aneka cerpen bisa berlandaskan sekedar fiktiv(inspirasi, imajinasi, fantasi, ilusi, maupun juga halusinasi), akan tetapi ada juga yang bisa berlandaskan realita(kenyataan) dari apa yang kualami didalam keseharianku. Selamat datang dan selamat menikmati, Salam.

Tulisan-tulisan kemarin

10/01/2003 - 11/01/2003
11/01/2003 - 12/01/2003
12/01/2003 - 01/01/2004
01/01/2004 - 02/01/2004
03/01/2004 - 04/01/2004
08/01/2004 - 09/01/2004
04/01/2005 - 05/01/2005
Jejak bilik kamar lain

~*"Ruang Bilik Kamar EdSeN"*~
IMAJINASI & KENYATAAN.

Didalam kehidupan sehari hari-hari banyak sekali innspirasi yang menumpang lewat didalam benak. Akan tetapi, darimanakah inspirasi tersebut datang kalau bukan dari imajinasi khayalan. Banyak sekali yang bisa ditulis, baik fantasi yang dialami maupun kenyataan hidup manis atau pun pahit. Sangat disayangkan sekali bila apa saja yang terlintas didalam benak maupun kejadian-kejadian yang menimpa didalam kehidupan tidak segera ditulis. Maka kenangan pun lenyap bersama perginya apa yang pernah terpikirkan oleh otak.

Wednesday, April 06, 2005

PERHATIAN!!!


Mulai saat ini seluruh tulisan EdSeN yang baru telah dipindahkan kedalam satu ruang blog khusus yang bernama http://www.EdSeN.blogspot.com, dimana ruang khusus tersebut adalah ruang utama atau pusat. Jadi, mulai sekarang keseluruhan dari 7(tujuh) blog EdSeN sebelumnya telah tidak diposting tulisan baru lagi. Terima kasih atas perhatiannya... Salam. ^_^



23:21
6 april 2005
rabu

~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 9:50 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~



Sunday, August 22, 2004

Saya masih mencintainya.


"AMPUUUNNN....."

Saya sungguh tak tahan lagi. Kemana lagi saya harus mencari kehidupan saya yang semakin terancam dari hari ke hari. Sedangkan mereka terus saja mendesak saya, terus memojokkan diri saya. Satu-satunya orang yang mendapatkan segenap jiwa dan raga saya telah pergi meninggalkan diri saya, membawa serta kehidupan saya yang telah saya beri dan percayakan kepadanya.

"TUHAN. Tolong beri saya petunjuk apalagi yang musti saya lakukan saat ini?"

Doa yang tak kunjung sampai. Sedangkan saya terus dibebani apa yang akan terjadi besok. Sampai kapan ratapan hidup ini baru akan sampai hingga ke telingaNYA? Sampai saat ini kegagalan masih belum berubah sedikit pun. Selama ini juga saya tidak pernah tinggal diam terus-menerus mencarinya, mencari separuh dari diri saya yang hilang, melarikan diri entah kemana.

"By, saya sedang mencarimu."
"Saya juga terus memanggil namamu."
"Bisakah kamu mendengarkan saya?"
"Lihat air mata yang sudah membuat mata saya hampir buta!"

Tidak ada jawaban sedikit pun. Saya heran, mengapa saya masih bersikeras mencari dan menunggu. Bahkan saya selalu berpikir, sebenarnya saya terbuat dari apa hingga saya sealot ini. Kadang-kadang saya marah tanpa alasan, saya membenci diri saya sendiri karena saya gagal dalam percintaan.

"Ya TUHAN, mengapa saya bisa sampai sekarat seperti ini?"
"Saya benar-benar lemah, selemah kertas yang basah didalam air."

Satu-satunya harapan saya, semoga masih ada jalan terang menuju masa depan didalam hidup saya. Seperti dia yang mendapatkan kehidupannya tanpa diri saya. Biar pun saya tidak pernah bisa membohongi diri saya sekali pun, saya masih sangat mencintainya. Saya akan membiarkan waktu tiba untuk menyembuhkan luka-luka saya dan membawakan kembali kehidupan saya yang telah hilang ditangannya. Saya masih akan mencoba untuk terus berjalan biarpun saya merasa agak lelah. Semoga dari asa saya yang sudah terputus sebahagian, tidak akan terputus dibahagian yang lain. Terus berdoa dan berharap.

"By..."



01:23
22 august 2004
monday

~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 10:34 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~



Wednesday, March 03, 2004

kehidupan seekor tikus


Seekor tikus yang sedang bersembunyi dari seekor kucing yang sedang memburunya. Tikus tersebut berlari kebawah selokan, dengan menarik nafas yang kuat tikus itu lega setelah selamat dari terkaman kucing. Akan tetapi, apakah dia harus bersembunyi terus diparit tanpa harus keluar mencari mencari sesuap makanan untuk kelangsungan hidupnya sendiri?

Itulah kehidupan dengan segala resiko harus dihadapi manusia dibumi ini. Tidak pernah ada kehidupan jika kita tidak bernafas, dan selama kita bernafas maka anggota tubuh kita pasti bergerak. Bila dipikir-pikir, kita manusia juga hampir mirip dengan tikus, menghadapi resiko dan menempuh apa saja demi kelangsungan hidup kita. Saat hal buruk terjadi kita hanya bisa menghindar atau juga kita bisa berlari ketakutan dengan nyali yang menciut berserta wajah yang pucat.

Hari ini saya masih adalah seekor tikus, saya tidak memiliki apa-apa. Dengan seluruh kegagalan yang saya hadapi, itulah juga kematian saya yang sudah pernah berlangsung beberapa kali pula. Saya hanya bisa mencoba untuk tetap kuat menghadapi kejamnya kehidupan yang telah diberikan Tuhan kepada saya, termasuk juga cinta yang telah menjatuhkan saya selama beberapa kali.

Ada yang pernah bertanya, "Kamu selalu tersenyum dan tertwa dimana pun kamu berada, pasti kehidupanmu sangatlah menyenangkan sekali." Saat itu saya hanya bisa menjawab, "ahhh kamu ini bisa aja, apakah kamu yakin kehidupan saya begitu?" Seandainya mereka bisa melihat sisi dibelakang kehidupan saya. Mereka pasti akan segera sadar kalau saya hanyalah seekor tikus adanya.



00:21
4 march 2004
thursday

~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 9:13 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~



Friday, January 16, 2004

persiapan, berkumpul bersama teman sekaligus ucapan Selamat Tahun Baru Imlek kepada semua pihak yang merayakannya


Menjelang tahun baru Imlek, memang banyak sekali persiapan yang musti disediakan untuk menyambutnya serta merayakannya. Oleh sebab itu, kesibukan juga tidak bisa dihindari. Walaupun satu-satunya orang yang paling kucintai tak berada disisi saya, saya juga amat bersyukur karena saya masih memiliki teman-teman yang bisa diajak berbagi keceriaan dan kesibukan diantara hari-hari saya yang penuh dengan rasa kesepian. Ada Andreas, Rusly, Leo, Rudy, Hendra, mereka semua adalah teman-teman dimana saat kesepian dan kesedihan datang merudung hati saya. Dengan bermain atau juga mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan dalam sehari-hari.

Kembali kepada masalah menjelang tahun baru Imlek, apa saja yang dipersiapkan? Sepertinya hal ini juga akan menjadi bahan obrolan yang cukup mengasyikkan untuk diperbincangkan kepada teman-teman. Saya tidak tahu apa komentar mereka tentang tahun baru imlek ini, yang pasti persiapan mereka jelas berbeda. Maka langsung saya tanyakan kepada teman-teman mumpung malam ini mereka berkumpul bersama dirumah saya dan bermain game.

"Apa sih persiapan kalian tuk Imlek kali ini?"

Leo: "Persiapan gua hanya tidur doang berhubung gua lagi KANKER (KANtong KERing)!"

Rudy: "Kalo gitu kita sama, ayo cas dulu..."

Hendra: "Alamak kasihan amat kalian ini dasar kere."

Rudy: "Apanya yang kere gendut?"

Andreas: "Gua sempet siapin 2 potong baju baru dan celana baru 1 potong maklum nyari baju dan celana yang bagus tuh agak rada susah sih, kalo elu rusly?"

Rusly: "2 potong baju doang celana pun masih belum dibeli masalahnya bingung tuh mau beli dimana?"

Hendra: "Kalo gua sih buatin aja soalnya murah dan kalo belinya dibutik pasti mahal amat."

Leo: "Lho tapi barusan tadi elu bilang gua ama Rudy kere tapi kalo elu memang punya uang kok masih make celana buatan beli aja kan bisa?"

Hendra: "Yah dengan begitu kan bisa lebih hemat dikit dan enggak beresiko jadi kere macam kalian berdua..."

Rudy: "Ah pukimak lah kau!"

Andreas: "Ngomong-ngomong ada bagusnya juga yah sekali-kali baju baru kita dibuatin aja toh bentuknya kayak gimana kan pasti lebih sesuai dengan selera kita bukan begitu?"

Rusly: "Yah bagusnya emang bagus sih tapi cari bahannya, kalo celana jeans gimana coba?"

"Hitung-hitung bener juga apa kata si Hendra tapi kalo busana berbahan jeans kan entar jadi masalah juga sih nyarinya," pikir saya. Dan selain itu, apakah mereka hanya mempersiapkan materi saja? Apakah mereka tidak memiliki persiapan lain? Kalau saya, saya juga mempersiapkan hati saya untuk menyambut datangnya hari-hari kesepian saya didalam tahun baru nanti, hari dimana saya sendiri tanpa dia. Akan tetapi saya berusaha melihat sekeliling saya, ada teman-teman saya yang berada mengelilingi saya penuh dengan canda dan tawa.

Saya lanjut bertanya, "apakah persiapan kalian busana doang?"

Rusly: "Kalo gua cih cuman harap tahun baru imlek ini gua bisa dapet gebetan baru alias bukan cuman main-main doang karena selama ini gua selalu bernasib sial ketemunya ama cewek-cewek matre doang... huh!"

Leo: "Aduh, kasihan deh elu... hehehe."

Rudy: "Kalo saya sih berharap dapat banyak duit aja hmmm."

Andreas: "Hahaha, kalo gitu sama, saya juga berharap mendapat penghasilan tambahan, maklum mau nabung buat modal berkeluarga yah sekaligus hitung-hitung konsentrasi saya banyakan ke pekerjaan saya saja."

Rusly: "Setidaknya doa saya tuk tahun baru imlek ini agar saya bisa lebih beruntung aja, jangan sial lagi kayak kemarin-kemarin sampe rasanya kepala saya mau pecah aza dengan problem yang beruntun datangnya."

Hendra: "Kalo gua sih kagak harap apa-apa soalnya kehidupan gua udah cukup kok, enggak perlu pacaran cuman mikirin sekolah gua doang memang pacar itu selalu bawa masalah doang, kita yang udah bermasalah eh malah semakin nambah lagi masalahnya."

Rudy: "Yah memang sih kalo keadaannya macam gini terus, kan berabe juga entar."

Andreas: "Iya, silap-silap kehidupan kita jadi kacau-balau dibuatnya."

Leo: "Okelah, kalo gitu kita persiapkan mental kita aja buat hadapin seluruh masalah yang akan datang kepada kita ditahun baru ini, oke?"

"Dan mengapa saya tak bisa seperti mereka?" "Yang udah punya masalah tapi masih bisa happy dimana-mana." "Apa sebenarnya kekurangan yang ada didalam diri beserta jiwa saya?" Pikir saya tak habis. Disaat sedang asyik-asyiknya bermain game tiba-tiba terdengar bunyi bel. Saya turun untuk membukakan pintu dan ternyata dua teman saya datang lagi untuk berkumpul. Mereka berdua adalah Teddy dan Hartono. Setelah mereka memasukkan sepeda motor mereka, saya juga mengajak mereka keatas untuk bermain game bersama.

Rudy: "Siapa sih?"

Saya menjawab, "itu lho, Ted dan Tono."

Leo: "Sialan, mana mereka suruh naik dong?"

Teddy: "Halo, apa kabar kalian semua?"

Andreas dan Rusly: "Yah gitu-gitu ajalah seperti yang kalian lihat."

Hartono: "Halo juga..."

Leo: "Apa halo-halo anjing?"

Hendra: "Jangan gitu dong Leo, elu kok sentimen amat?"

Rudy: "Apa kabar kalian selama ini, hehehe masih belum mampus?"

Kemudian mereka juga melanjutkan obrolan canda mereka yang terdengar agak ketus, akan tetapi kata-kata mereka yang ketus itu cuma sebuah canda. Dan saya melanjutkan kegiatan saya dengan mengambil air minum untuk mereka, setelah itu saya mandi karena saya merasa agak sumpek. Sambil mandi saya berpikir, "yah bagaimana pun lebih baik saya jangan merusak tahun baru imlek saya sendiri dengan kesedihan dan kesepian." "Saya musti tegar menghadapi masalah apa saja yang datang menimpa saya dan kalau ingin menangis yah saya akan menangis dimana aja."
"Kalau ingin marah yah saya akan berdiam diri dan mogok bicara saja."
Dan saya juga tidak akan pernah berhenti berdoa dan berharap jikalau saya masih bisa merasakan sedikit kebahagiaan sejati didalam batin saya.

"Salam terhangat saya buat teman-temin dimana pun berada."

"~Selamat Tahun Baru Imlek - Gong Xie Fat Choy~"

"Semoga kesehatan dan kebahagiaan datang menyertai kalian untuk selamanya di Tahun Baru Imlek ini."




02:11
17 january 2004
saturday

~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 9:44 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~



Tuesday, December 16, 2003

diari kegagalan untuk yang kesekian kalinya


Diari saya diakhir tahun sama seperti sebelumnya, tidak berubah karena tidak pernah ada hari-hari cerah. Apakah mendung akan selamanya berwarna kelabu? Saya hampir kehilangan akal, rasanya putus asa sudah semakin lengkap. Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya saya oleh kehidupan yang mengombang-ambingkan seisi jiwa. Dunia saya musnah karena sebuah cinta, retak, meledak, hancur berkeping-keping dan telah memungut pergi separuh nyawa saya.

Kini hidup saya seperti didalam neraka karena perbuatan saya sendiri.

Menjelang malam pergantian tahun. Apakah saya harus melewatinya dengan kesepian dan mabuk lagi? Itu sangat tidak adil bagi saya. Sampai kapan nereka ini akan berlangsung? Apakah seumur hidup?

Saya muak, saya bosan, dengan kehidupan ini.

Rasanya saya ingin mencabik-cabik seluruh tubuh saya karena penyesalan ini. Setitik perasaan yang membumi-hanguskan seisi habitat saya. Saya terlanjang dan tak berdaya lagi menghadapi semua ini. Seluruh badan saya sakit. Saya tidak tahu lagi tentang apa-apa. Saya ingin segera pergi dari dunia yang kotor ini. Saat saya berada Dihadapan TUHAN, saya ingin memohon dan meminta agar seluruh jiwa saya dimusnahkan, kembali menjadi sesuatu yang tidak pernah ada, layaknya sebelum saya diciptakan. Saya ingin mematikan seluruh perasaan saya, mati rasa.

Hancur, gagal. Saya telah gagal. Mati terasa segan, akan tetapi hidup terasa enggan. Apa lagi gunanya semua ini? Apa lagi artinya semua ini? Siksaan demi siksaan terasa bagaikan sejuta cemeti berduri yang menyapu seluruh badan, pori, bahkan terasa sampai sumsum tulang.

Dari kesekian hingga kesekian kalinya kegagalan ini berlangsung. Menghilangkan arti sebuah kehidupan.

Demikian diari kegagalan saya untuk yang kesekian kalinya...



21:09
16 december 2003
tuesday

~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 4:41 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~



Monday, November 24, 2003

perasaanku didalam surat cintaku untuk 'By' tersayang


"'By', kamu lagi ngapain?" "Hari ini saya kangen banget sama kamu." "'By', apakah kamu udah makan hari ini?" "Harus makan yang banyak yah, biar sehat dan enggak terkena sakit maag." Demikian kekhawatiran saya untuk seorang yang saya cintai. Tidak ada kebohongan, karena semua perasaan yang ada didalam hati saya lukiskan tanpa saya pendam. "'By', saya mencintaimu." "Apakah engkau merasakannya?" "Bukan maksud hatiku untuk sengaja mengikatmu." "Semua itu karena saya terlalu mencintaimu."

Kadang kala saya berpikir, "apakah 'By' bisa semakin lama semakin tersiksa saat berada didekatku?" Saya selalu merasa kalau diri saya akhirnya hanya akan menyakiti perasaan 'By' dan tidak akan bisa membahagiakannya. Saya hanya bisa berdoa setiap saat agar 'By' selalu merasa bahagia disisi saya. Namun, "apakah engkau tahu 'By'?" "Selama kamu berada didalam lindungan dekapan saya, saya tak akan membiarkanmu disakiti oleh siapapun juga." "Karena 'By', saya akan sanggup membunuh siapapun juga kalau mereka menyakitimu."

"Surat cinta ini hanya khusus saya tujukan untukmu 'By'." "Semoga kamu mengetahui keberadaan perasaan saya yang sesungguhnya untukmu." "Saya telah membuat keputusan terbesar didalam hidupku, kalau saya akan menyerahkan segalanya dari tubuh sampai jiwa untukmu, hanya untukmu." "Ini semua dikarena kamu memang pantas mendapatkannya." Setelah keputusan yang saya buat, saya kembali berpikir, "apakah 'By' juga bisa melakukan sesuatu yang seperti saya perbuat untuknya?"

"Oh 'By', katakan padaku juga." "Kalau kamu juga akan melakukan hal saya sama seperti yang saya lakukan untukmu, kalau kamu juga akan memberikan kehidupanmu, jiwa dan ragamu." "Katakanlah padaku, hanya untuk mendamaikan seisi jiwaku, hanya untuk menenangkanku." "Saya takut sekali!" Dan hingga kini saya masih menunggu jawaban dari 'By'. Dengan perasaanku didalam surat cintaku untuk 'By' tersayang. Dengan segenap air mata pengharapan agar saya segera mendapatkan jawaban.

- 'By'... aku mencintaimu... http://www.pagarlara.blogspot.com
- 'By' sayangku, http://www.jembatanduri.blogspot.com
- 'By'... aku masih... http://www.tudungombak.blogspot.com
- tuk 'By' sayangku http://www.teralipicis.blogspot.com


00:32
25 november 2003
tuesday

~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 8:58 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~



Tuesday, November 11, 2003

namun senja masih tetap saja sama seperti kemarin


Dan sore ini masih terlihat anak-anak bermain petak umpet dipinggir jalan. Berlari kesana kemari, saya terus berjalan dengan wajah yang tenang tanpa seorang pun tahu kalau hati saya sedang menangis. Kemudian saya melihat ada lagi sepasang muda-mudi berjalan sambil bergandengan tangan. Saya merasa iri, akan tetapi saya hanya bisa berdiam diri dan berusaha tenang, acuh.

Sore ini keadaan masih sama seperti kemarin-kemarin, hanya ada tangisan cinta yang semakin menguasai diri saya. Saya bertanya kepada cermin, "dimana engkau sembunyikan jodohku?" Tetapi tidak ada satu jawaban, hanya buntu. Lalu, saya tidak habis berpikir. Kepada siapa saya harus mengeluh? Kepada siapa saya harus mencurahkan isi hati yang sebentar lagi meledak? Sedangkan didalam kehidupan ini saya harus berhadapan dengan tembok yang memenjarakan diri saya. Semakin mengurung, hari ke hari semakin menyempit. Saya selalu berpikir, "kearah mana aku harus berjalan?" "Sedangkan delapan penjuru tak menyediakan sepintas jalan walaupun hanya sebatas lorong." Saya heran, sangat heran. Mengapa hingga detik ini saya masih tak henti dan tak bosan untuk berpikir dan berpikir terus.

Saat saya memandangi langit senja, terasa juga begitu iri akan sekelompok burung-burung yang berterbangan di langit jingga, kemudian saya berpikir lagi, "ahhh... Begitu enaknya jika kita bisa jadi burung yang terbang diatas langit." "Tahu apa mereka tentang cinta?" Tahu apa juga mereka tentang kesepian?" "Ya... Hidup mereka begitu menyenangkan karena mereka tak tahu arti tertawa dan menangis." Sambil menangis saya berdoa, "ya TUHAN... Mengapa saya tidak dilahirkan menjadi seekor burung saja? Lihatlah TUHAN... Lihatlah keburung tersebut, kemudian lihatlah ke diri saya." "Apa gunanya tubuh manusia?" "Apa gunanya otak berserta hati manusia sebagai makhluk yang memiliki derajat tertinggi ini?" "Jika saya harus berdiri menangis disini?" "Menangisi diriku yang kesepian, yang terlantar oleh dia."

Saya terus berharap kalau saya bisa menjadi seperti mereka yang berbahagia dengan keluarga mereka, berbahagia dengan hati dan cinta mereka. Akan tetapi saya masih tidak pernah berhenti untuk terus bertanya, "sampai kapan badai mendung yang membungkus hatiku segera sirna?" "Sedangkan daya tahanku dari hari ke hari semakin berkurang, tenaga saya semakin terkuras meratapi diri ini." "Saya masih bisa berdiri hari ini, kaki saya masih erat tertancap di tanah, tapi bagaimana esok?" "Lusa?" "Atau beberapa tahun lagi?" Saya semakin pusing untuk memikirkan semua ini. Setelah menguak serta memeras otak ini, lelah. Namun senja masih tetap saja sama seperti kemarin.



21:58
11 november 2003
tuesday

~*~ Edsen P. menggoreskan pena pada pukul @ 6:06 AM ~*~
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~